Kisahabu yazid al bustami | habib jamal bin toha baagil silahkan sh. Imam ja'far shadiq ra memberikan pendidikan maknawiah (batiniah) kepadanya. Hakiki, kekotoran hati tidak akan mendapatkan mutiara cinta yang hakiki tanpa menyelam kearah kedalam lautan ilahi (dhikr). Kakek abu yazid merupakan penganut agama Demikianlah kebiasaannya KataKata Tentang Buram - Gambar kata bijak tentang kopi. . Kumpulan kata kata bersyukur kepada allah atas nikmat rezeki, cinta, kesehatan, keluarga, pekerjaan, umur, dll. Kalau sudah tidak sabar, mari simak artikel lengkapnya di sini. Bruno Berner Familie / Depuis 2017, il entraîne le sc kriens. . Bruno george berner (born 21 november Oleh Putri Ulia Rahma* Ilmu tasawuf menuntun manusia ke dalam cinta hakiki, lautan hadirat Tuhan, meninggalkan kekotoran hati untuk mendapatkan hubungan dekat dengan Tuhan. Tasawuf mengajarkan tawakal, zuhud, dan sabar yang diaplikasikan dalam keseharian. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Salik yang ingin mencapai tingkatan batin sampai ke hadirat Tuhan, harus melewati berbagai A RIWAYAT HIDUP ABU YAZID AL-BUSTAMI. Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thaifur bin 'Isa bin Surusyan al-Bustami, lahir di daerah Bustam (Persia) tahun 874 - 947 M. nama kecilnya adalah Taifur. Kakeknya bernama Surusyan, seorang penganut agama Zoroaster, kemudian masuk dan memeluk agama Islam di Bustam. Keluarga Abu Yazid termasuk berada di varultimaFecha = 'Minggu, 22 Mei 2011'; document.write(ultimaFecha); Abu Yazid Thoifur bin Isa bin Surusyan al-Busthami, lahir di Bustham terletak di bagian timur Laut Persi. Meninggal di Bustham pada tahun 261 H/874 M. Beliau merupakan salah seorang Sultonul Aulia, yang juga sebagai salah satu Syeikh yang ada dalam silsilah dalam thoriqoh Naqsyabandiyah dan beberapa thoriqoh yang lainnya. SyekhAbu Yazid Al-Bustami - Cintailah Wali Allah Bagi sahabat-sahabat semuanya Jangan lupa untuk *LIKE *COMMENT *SHARE *dan SUBSCRIBE Serta aktifkan lonceng . ArticlePDF Available AbstractThis article is an analysis of the concepts of fana, baqa and Ittihat promoted by Abu Yazid al-Bustami. The understanding of Fana' which was developed by him is to state that when humans have reached the level of Fana', which means the loss of awareness of the existence of oneself and the environment, then he will be Baqa' which means continuous in the attributes of divinity. Namely, the eternal commendable attributes and attributes of God in humans and the peak is that humans can unite or ittihad with God so that the personal self becomes non-existent and there is only God. This understanding received mixed responses from the scholars. Shari'ah scholars or fiqh experts tend to state that this understanding is misleading and al-Bustami is said to be infidel, some consider it just a deviation and some understand that an understanding based on al-Bustami's expressions cannot be used as a guide because it was conveyed when he was not in his self-consciousness, but is subject to intuition when he is mortal', baqa', and Ittihad. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 155 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © JunaidinKONSEP AL-FANA, AL-BAQA DAN AL-ITTIHAD ABU YAZID AL-BUSTAMI Junaidin STIT Sunan Giri Bima - Indonesia Email junaidinmuhaimin Submit Received Edited Published 06 Juni 2021 23 Juni 2021 07 Juli 2021 08 Juli 2021 DOI ABSTRACT This article is an analysis of the concepts of fana, baqa and Ittihat promoted by Abu Yazid al-Bustami. The understanding of Fana' which was developed by him is to state that when humans have reached the level of Fana', which means the loss of awareness of the existence of oneself and the environment, then he will be Baqa' which means continuous in the attributes of divinity. Namely, the eternal commendable attributes and attributes of God in humans and the peak is that humans can unite or ittihad with God so that the personal self becomes non-existent and there is only God. This understanding received mixed responses from the scholars. Shari'ah scholars or fiqh experts tend to state that this understanding is misleading and al-Bustami is said to be infidel, some consider it just a deviation and some understand that an understanding based on al-Bustami's expressions cannot be used as a guide because it was conveyed when he was not in his self-consciousness, but is subject to intuition when he is mortal', baqa', and Ittihad. Keywords Abu Yazid Al-Bustami, Fana, Baqa, Al-Ittihat ABSTRACT Artikel ini merupakan analisis tentang konsep fana, baqa dan Ittihat yan diusung oleh Abu Yazid al-Bustami. Paham Fana’ yang dikembangkan oleh beliau adalah menyatakan bahwa apabila manusia telah sampai tingkat Fana’ artinya hilangnya kesadaran akan wujud diri dan lingkungannya, maka ia akan Baqa’ yang artinya berkesinambungan didalam sifat-sifat ketuhanan. Yaitu kekalnya sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia dan puncaknya adalah manusia dapat menyatu atau ittihad dengan Tuhan sehingga diri pribadi menjadi tiada dan yang ada hanya Tuhan semata-mata. Paham ini mendapat tanggapan yang beragam dari kalangan ulama. Ulama syari’ah atau ahli fiqh cenderung menyatakan bahwa paham ini menyesatkan dan al-Bustami dikatakan kafir, sebagian lagi menganggapnya hanya penyimpangan saja dan sebagian lagi memahami bahwa paham yang didasarkan pada ungkapan-ungkapan al-Bustami tidak dapat dijadikan pedoman sebab disampaikan ketika ia tidak dalam kesadaran dirinya, melainkan tunduk pada intuisi ketikas ia fana’, baqa’, dan Ittihad. Kata Kunci Abu Yazid Al-Bustami, Fana, Baqa, Al-Ittihat F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 156 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © JunaidinPENDAHULUAN Dalam dunia tasawuf sufisme terdapat beberapa konsep ajaran yang masing-masing dipelopori oleh tokoh-tokoh yang populer seperti, Al-Gazali yang dikenal dengan konsep al-Ma’rifah-nya dan Rabiyatul al-Adawiyah dengan konsep Mahabbah-nya, Abu Yazid Al-Bustami dengan ajaran al-fana’, al-baqa’ dan al-ittihad-nya dan Husain Ibn Mansur al-Hallaj dengan ajaran al-Hulul-nya. Sebagai pembawa dan penyebar ajaran fana’, baqa’ dan ittihad dalam tasawuf, abu yazid Al-Bustami adalah salah seorang tokoh yang memberikan warna baru tasawuf dengan statemen-statemenya yang berani tapi menuai kontraversi dari berbagai Yang kemudian menjadi hal menarik untuk dikaji dan difahami. Konsep tasawuf yang diusung abu yazid al-Bustami tidak jauh berbeda dengan konsep hulul. Namun menurut pendapat ulama yang lain, al-bustami justru dianggap terlalu terlena dengan fantasinya tanpa ada upaya pengendalian diri. Abu yazid al-Bustami yang bernama lengkap Abu Yazid Thaifur bin Isa bin Surusyan al-Bustami, lahir di daerah Bustam persia pada tahun 874-947 M. Nama kecilnya Taifur. Kakeknya bernama Surusyan, seorang penganut agama zoroaster, kemudia memeluk agama Islam sebagai keyakinan terakhirnya di Bustam. Keluarga Abu Yazid termasuk golongan orang yang berada didaerahnya, namun dia memilih hidup yang Sejak dalam kandungan ibunya, konon kabarnya Abu yazid telah mempunyai kelainan. Ibunya berkata bahwa ketika dalam perutnya, abu yazid akan memberontak sehingga ibunya muntah kalau menyantap makanan yang diragukan Sewaktu Abu Yazid remaja, dia dikenal sebagai murid yang pandai dan seorang anak yang patuh mengikuti perintah agama dan berbakti kepada orang tuanya. Suatu ketika gurunya menerangkan suatu ayat dari surat luqman yang berbunyi; “berterima kasihlah kepada Aku dan kepada kedua orang tuamu”. Ayat ini sangat menggetarkan hati Abu Yazid, ia kemudian berhenti belajar dan pulang untuk menemui ibunya. Sikapnya ini menggambarkan bahwa ia selalu berusaha memenuhi setiap panggilan Allah Perjalanan Abu Yazid untuk menjadi sufi memakan waktu puluhan tahun. Sebelum membuktikan dirinya sebagai seorang sufi, dia terlebih dahulu menjadi seorang faqih dari 1 Qasim Muhammad Abbas, Abu Yazid al-Bustami al-majmu’ah as-Shufiyah al-Kamilah Damaskus Dar al-Mada li at-Tsaqafah wa an-Nasyr, 2004, h. 4. 2 Fariduddin Al-Aththar, Warisan Para Auliya’ Bandung Pustaka, 1983, h. 128. 3 Fariduddin Al-Aththar, Warisan para auliya’, h. 128. 4 Fariduddin Al-Aththar, Warisan Para Auliya’, h. 129. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 157 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinmazhab hanafi. Salah seorang gurunya yang terkenal ialah Abu Ali as-Sindi. Ia mengajarkan ilmu tauhid, ilmu hakikat dan ilmu-ilmu lainnya kepada Abu Yazid. Hanya saja ajaran sufi Abu Yazid tidak ditemukan dalam buku. Dalam menjalani kehidupan zuhud selama 13 tahun, Abu Yazid mengembara di gurun-gurun pasir di syam, hanya dengan tidur, makan dan minum yang sedikit Abu yazid meninggal di Bustham pada tahun 261 H/947M. Beliau ialah salah seorang Sultan Aulia, yang merupakan salah seorang Syech yang ada di silsilah dalam Thariqah Suhrawardiyah dan beberap Tahriqah lain. PEMBAHASAN Konsep Al-Fana’, Al-Baqa’ dan Al-Ittihad Ahli sufi berpendapat bahwa terdapat dua aliran tasawuf pada abad ketiga hijriah. Pertama,aliran sufi yang pendapat-pendapatnya moderat, tasawufnya selalu merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah atau dengan kata lain tasawuf yang mengacu kepada syari’at dan para sufinya adalah para ulama terkenal serta tasawufnya didominasi oleh ciri-ciri normal. Kedua, adalah aliran sufi yang terpesona dengan keadaan-keadaan fana’ sering mengucapkan kata-kata yang ganjil yang terkenal dengan nama syathahat, yaitu ucapan-ucapan ganjil yang dikeluarkan seorang sufi ketika ia berada digerbang Mereka menumbuhkan konsep-konsep manusia melebur dengan Allah yang disebut ittihad ataupun hulul dan ciri-ciri aliran ini cenderung metafisis. Diantara sufi yang berpendapat bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan adalah Abu Yazid al-Bustami yang sekaligus dipandang sebagai pembawa faham al-Fana’, al-Baqa’, dan segi bahasa al-Fana’ berarti binasa, 7 Fana’ berbeda dengan al-Fasad rusak. Fana’ artinya tidak nampaknya sesuatu, sedangkan Fasad atau rusak adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. 8 Menurut ahli sufi, arti Fana’ adalah hilangnya kesadaran pribadi dengan dirinya sendiri atau dengan sesuatu yang lazimnya digunakan pada diri. Fana’juga berarti bergantinya sifat-sifat kemanusiaan dengan sifat-sifat ketuhanan dan dapat pula berarti hilangnya sifat-sifat Mustafa Zahri mengatakan bahwa yang dimaksud Fana’ adalah lenyapnya inderawi atau kebasyariahan, yakni sifat sebagai manusia biasa yang suka pada syahwat dan hawa nafsu. Orang yang telah diliputi hakikat ketuhanan, sehingga tiada lagi melihat alam baharu, 5 M. M. Syarif, A History of Muslim Philosophy Vol. I; Wiesbaden Otto harrassowitz, 1966, h. 342. 6 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam Jakarta Bulan Bintang, 1992, h. 53. 7 Lois Ma’luf, al munjid fil lughah, Beirut al maktabah al katholikiyah, 1956, h. 597. 8 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2002, h. 231. 9 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 232. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 158 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinalam rupa dan alam wujud ini, maka ia akan dikatakan Fana’ dari alam cipta atau dari alam Selain itu Fana’ juga dapat berarti hilangnya sifat-sifat buruk lahir bathin. Sebagai akibat dari Fana’ adalah Baqa’, secara harfiah Baqa’ berarti kekal sedangkan dalam pandangan kaum sufi, Baqa’ adalah kekalnya sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia. Karena sifat-sifat kemanusiaan basyariah telah lenyap maka yang kekal dan tinggal adalah sifat-sifat ilahiyah atau ketuhanan. Fana’ dan Baqa’ ini menurut ahli tasawuf datang beriringan sebagaimana ungkapan mereka ”Apabila nampak nur ke Baqa’an, maka Fana’lah yang tiada dan Baqa’lah yangkekal”. Juga ungkapan mereka “Tasawuf itu adalah mereka Fana’ dari dirinya dan Baqa’ dengan Tuhannya, karena kehadiran mereka bersama Allah”.11 Abu Yazid al-Bustami berpendapat bahwa manusia hakikatnya se-esensi dengan Allah, dapat bersatu dengan-Nya apabila ia mampu melebur kedalam eksitensi keberadaan-Nya sebagi suatu pribadi sehingga ia tidak menyadari dirinya. Menurut al-Qusyairi, Fana’ yang dimaksud adalah Fana’nya seseorang dari dirinya dan makhluk lain, terjadi dengan hilangnya kesadaran tentang dirinya dan tentang mahkluk lain itu. Sebenarnya dirinya tetap ada dan demikian pula mahkluk lain ada, tetapi ia tidak sadar lagi pada mereka dan pada Diantara kaum sufi ada yang berpendapat bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan. Seorang sufi yang sampai pada tingkat ma’rifah akan melihat Tuhan dengan mata Menurut al-Syathi, proses penghancuran sifat-sifat basyariah, disebut Fana’ al-sifat dan proses penghancuran tentang irodah dirinya disebut Fana’ al-irodah serta proses penghancuran tentang adanya wujud dirinya dan zat yang lain disekitarnya disebut Fana’ Apabila seorang sufi telah sampai kepada Fana’ al-nafs yaitu tidak disadarinya wujud 10 Mustafa Zahri, kunci Memahami Tasawuf, Surabaya Bina Ilmu, 1985, h. 234. 11 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 233. 12 Al Qusyairiy, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta Bulan Bintang 1983, h. 81. 13 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, h. 73. 14 Mohamad Iyad al Syathi, Makanah al Tasawuf wa al Sufiyah fi al Islam, Kairo al Arabiy, tt, h. 100. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 159 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinjasmaniyah, maka yang tinggal adalah wujud rohaniahnya dan ketika itu ia bersatu dengan Tuhan secara ruhani. Dari berbagai uraian tersebut diketahui bahwa yang dituju dengan Fana’ dan Baqa’ adalah mencapai persatuan secara rohaniah dan bathiniah dengan Tuhan, sehingga yang disadarinya hanya Tuhan dalam dirinya. Dengan demikian materimanusianya tetap ada, sama sekali tidak hancur, demikianlah juga alam sekitarnya, yang hilang atau hancur hanya kesadaran dirinya sebagai manusia, ia tidak lagi merasakan jasad kasarnya. Al-Kalabazi menjelaskan bahwa keadaan Fana’ itu tidak bisa berlangsung terus-menerus sebab kelangsungannya yang terus-menerus akan menghentikan organ-organ tubuh untuk melaksanakan fungsinya sebagai hamba Allah dan peranannya sebagain khalifah di muka Bila seseorang telah Fana’ atau tidak sadar lagi tentanmg wujudnya sendiri dan wujud lain disekitarnya pada saat itulah ia sampai kepada Baqa’ dan berlanjut kepada Ittihad. Fana’ dan Baqa’ menurut sufi adalah kembar dan tak terpisahkan sebagaimana ungkapan mereka “Siapa yang menghilangkan sifat-sifatnya, maka yang ada adalah sifat-sifat Tuhan”.16 Dengan tercapainya Fana’ dan Baqa’ maka seorang sufi dianggap telah sampai kepada tingkat ittihad atau menyatu dengan yang Maha Tunggal Tuhan yang oleh Bayazid disebut “Tajrid Fana’ fi at- Tauhid” yaitu dengan perpaduan dengan Tuhan tanpa diantarai oleh sesuatu apapun. 17 Dalam ajaran ittihad, yang dilihat hanya satu wujud meskipun sebenarnya ada dua wujud yaitu Tuhan dan manusia. Karena yang dilihat dan yang dirasakan hanya satu wujud maka dalam ittihad ini bisa jadi pertukaran peranan antara manusia dengan Tuhan. Dalam suasana seperti ini mereka merasa bersatu dengan Tuhan, suatu tingkatan dimana antara yang mencinta dan yang dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu 15 Al Kalabazi, Al Ta’aruf Madzhab al Tasawuf, Kairo Maktabah al Kulliyahal al Anhadiah, 1969, h. 152. 16 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, h. 78. 17 Proyek Pembinaan PTA IAIN SU, Pengantar Ilmu Tasawuf, Medan 1981/1982, h. 160. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 160 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinmemanggil yang lain dengan kata-kata “Hai Aku”.18 Dalam keadaan Fana’ si sufi yang bersangkutan tidak mempunyai kesadaran lagi sehingga ia berbicara atas nama Tuhan. Al-Bustami ketika telah Fana’ dan mencapai Baqa’ maka dia mengucapkan kata-kata ganjil seperti, “Tidak ada Tuhan melainkan aku, sembahlah aku, Maha suci aku, Maha suci aku, Maha besar aku”. Selanjutnya diceritakan bahwa seorang lelaki lewat rumah Abu Yazid al-Bustami dan mengetok pintu, Abu Yazid bertanya “Siapa yang engkau cari ?” jawabnya “Abu Yazid”. Lalu Abu Yazid mengatakan “Pergilah, dirumah ini tidak ada kecuali Allah yang Maha Kuasa dan Maha Tinggi”.19 Ittihad ini dipandang sebagai penyelewengan inhiraf bagi orang yang toleran, akan tetapi bagi orang yang keras berpegang pada agama hal ini dipandang sebagai suatu kekufuran. Faham ittihad ini selanjutnya dapat mengambil bentuk hulul dan wahdat al-wujud. Ittihad juga adalah hal yang sama yang dijadikan faham oleh al-Hallaj dengan fahamnya al-Hulul yang berarti penyatuan meliputi a penyatuan substansial antara jasad dan ruh; b penyatuan ruh dengan Tuhan dalam diri manusia; c inkarnasi suatu aksiden dalam substansinya; d penyatuan bentuk dengan materi pertama dan e hubungan antara suatu benda dengan Meskipun demikian terdapat perbedaan al-Hulul dengan ittihad yaitu dalam hulul, jasad al-hallaj tidak lebur sedangkan dalam ittihad dalam diri al-Bustami lebur dan yang ada hanya diri Allah. Dan dalam ittihad yang dilihat hanya satu wujud dan dalam hulul ada dua wujud yang bersatu dalam satu tubuh. Faham sufi yang juga dekat dengan faham Ittihad ini adalah dengan faham wahdat al-wujud yang diperkenalkan oleh Ibn Araby wafat tahun 638 H/1240 M. Faham wahdat al-wujud ini menurut Harun Nasution adalah merupakan kelanjutan dari faham al-Hulul. Konsep wahdat al-wujud ini memahami bahwa aspek ketuhanan ada dalam tiap mahkluk, bukan hanya manusia sebagaimana yang dikatakan al-Hallaj. 21 Paham fana’, Baqa’, dan 18 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 235. 19 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 237. 20 Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf, Jakarta Rajawali Press, 1994, h. 308. 21 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, h. 92-93 F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 161 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © JunaidinIttihad menurut kaum sufi sejalan dengan konsep pertemuan dengan Allah. Fana’ dan Baqa’ juga dianggap merupakan jalan menuju pertemuan dengan Tuhan sesuai dengan Firman Allah SWT yang bunyinya;                           Terjemahnya Katakanlah Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". al-Kahfi, 18 110.22 Hal yang lebih jelas mengenai proses Ittihad dapat pula kita simak melalui ungkapan al-Bustami “Pada suatu hari ketika saya dinaikkan ke hadirat Allah, Ia berkata, “Hai Abu Yazid, mahkluk-Ku ingin melihatmu, aku menjawab, hiasilah aku dengan keesaan itu, sehingga apabila mahkluk itu melihatku mereka akan berkata “Kami tetap melihat engkau, maka yang demikian adalah engkau dan aku tidak ada disana”.23 Hal ini merupakan ilustrasi proses terjadinya Ittihad, Demikian juga dalam ungkapan Abu Yazid “Tuhan berkata semua mereka kecuali engkau adalah mahklukku, aku pun berkata Aku adalah engkau, engkau adalah aku dan aku adalah Sebenarnya kata-kata “Aku” bukanlah sebagai gambaran dari diri Abu Yazid, tetapi gambaran Tuhan, karena ia telah bersatu dengan Tuhan sehingga dapat dikatakan bahwa Tuhan bicara melalui lidah Abu Yazid sedang Abu Yazid tidak mengetahui dirinya Tuhan. Beberapa Analisa Terhadap Ungkapan-ungkapan al-Bustami. Apabila dilihat sepintas, maka dari ungkapan-ungkapan al-Bustami dapat dikategorikan sebagai paham yang 22 Departemen Agama, Qur’an dan Terjemahannya, Bandung Penerbit Jabal, 2010 h. 304. 23 Proyek Pembinaan PTA IAIN SU, Pengantar Ilmu Tasawuf, h. 160. 24 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, h. 80. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 162 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinmenyimpang dari ketentuan agama seperti pernyataannya “Aku ini adalah Allah tiada Tuhan selain aku, maka sembahlah aku” yang telah dikemukakan diatas. Secara harfiah al-Bustami seakan-akan mengaku sebagai Tuhan pada saat Fana’. Namun kalau kita perhatikan kata-kata beliau dalam keadaan biasa tidak dalam keadaan Fana’ yang mengatakan “kalau kamu lihat seseorang mempunyai keramat yang besar-besar,walaupun dia sanggup terbang di udara maka janganlahkamu tertipu, sebelum kamu lihat bagaimana dia mengikuti perintah syari’at dan dan menjauhi batas-batas yang dilarang syari’at”, maka dapat dipahami bahwa al-Bustami dalam tasawuf tidaklah keluar dari garis-garis syari’at. Memang ungkapan-ungkapan al-Bustami seakan-akan beliau mengaku dirinya Tuhan, namun sebenarnya bukan itu yang dimaksudnya, karena kata-kata itu adalah firman Tuhan yang disalurkan lewat lidah al-Bustami yang sedang dalam keadaan Fana’al-nafs. Dalam hal ini beliau menjelaskan25 “Sesungguhnya yang berbicara melalui lidahku adalah dia sementara aku telah Fana”. Jadi sebenarnya Abu Yazid tidaklah mengaku dirinya sebagai Tuhan, namun perkataanya menimbulkan berbagai tanggapan. Al-Tusi mengatakan Ucapan ganjil al-Syaht adalah ungkapan yang ditafsirkan lidah atas limpahan intuisi dari dalam relung hatinya dan dibarengi Seorang sufi yang sedang trance tidak bisa mengendalikan diri sepenuhnya sehingga sulit untuk bisa mengendalikan apa yang bergejolak dalam kalbunya dan membuat seseorang mengungkapkan kata-kata yang sulit dipahami oleh pendengarnya. Oleh sebab itu menurut al-Tusi, bila seorang sufi sedang Fana’ dari hal-hal yang berkenaan dengan dirinya, bukan berarti ia kehilangan sifat-sifat basyariahnya sebab sifat itu tidak dapat sirna dari diri manusia. Akan sangat berbahaya dari keyakinan seorang muslim jika menganggap kefana’an adalah kefana’an sifat-sifat manusia dan ia bersifatkan sifat-sifat ketuhanan. Menurut pendapat yang mengatakan ketika Fana’ hilang sifat-sifat mereka dan masuk sifat-sifat Yang Maha Benar adalah keliru, karena dapat mengantar mereka kepada Hulul atau penyatuan manusia dengan Tuhan. Sebab Tuhan tidak Hulul dalam kalbu tetapi yang bertempat dalam kalbu adalah keimanan kepada-Nya, pembenaran kepada-Nya dan 25 Abd Qodir Mahmud, Al Falsafah al Saufiyah fi al Islam, Kairo Dar al Fikr Al Arabiy, 1966, h. 310 26 Abd Qodir Mahmud, Al Falsafah al Saufiyah fi al Islam, h. 310 F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 163 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidinpengenalan akan dia. Louis Massignon menyatakan bahwa ungkapan yang muncul pada seorang sufi diluar sadarnya berarti telah Fana’ dari dirinya sendiri serta kekal dalam zat Yang Maha Benar, sehingga ia mengucap dalam kalam Yang Maha Benar dan bukan ucapannya sendiri dan perkataan tersebut tidak akan terucap dalam kondisi normal bahkan akan ditolak oleh dirinya Al-Junaid mengatakan bahwa seorang sufi yang dalam keadaan trance tidak mengucapkan tentang dirinya sendiri tapi tentang apa yang disaksikannya yaitu Allah. Ia sangat terbuai sehingga tidak ada yang disaksikan kecuali Allah. Al-Junaidi menilai bahwa al-Bustami adalah termasuk para sufi yang tidak bisa mengendalikan diri serta tunduk pad intiusi sehingga tidak bisa menjadi panutan sufi lainnya. Demikian pula menurut Ibn Taimiyah bahwa seorang sufi yang trance dihapus saja, bukan untuk dituturkan dan dilaksanakan. Semantara itu ulama yang berpegang teguh kepada syari’at secara zhahir menuduhnya sebagai sufi kafir karena menyamakan dirinya dengan Allah dan ulama yang lain mentolerir ucapan semacam itu dianggap sebagai penyelewengan dan bukan Berdasarkan pendapat-pendapat diatas ternyata ungkapan-ungkapan al-Bustami disampaikan dalam keadaan Fana’ dan tidak dapat dijadikan pedoman karena diucapkan dalam keadaan tidak sadar atau tidak dalam keadaan mukallaf yang sempurna, oleh sebab itu, tidaklah tepat kalau ia dituduh sebagai seorang sufi yang kafir. Lagi pula faham Fana’ dan Baqa’ yang ditujukan untuk mencapai ittihad itu dapat dipandang sejalan dengan konsep liqa dan Baqa’ merupakan jalan menuju perjumpaan dengan Tuhan. Hal ini sejalan dengan Firman Allah SWT pada surah Al-Kahfi ayat 110 diatas, ayat tersebut memberi isyarat bahwa Allah SWT telah memberi peluang kepada manusia untuk menemuinya, bahkan karena sudah merasa terlalu dekat dengan Tuhan al-Bustami telah merasa berittihad dengan-Nya. Konasep Fana’ dan Baqa’ ini juga di ilhami dari isyarat ayat yang berbunyi 27 Abu al Wafa al Ghanimi al Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, Kairo dar at Tsaqafah li al nasyr wat Tauzi’ 1983, terj Ahmad Rafi’ Usmani bandung Pustaka 1997, h. 117. 28 Departemen agama, Ensiklopedi Islam Jakarta 1993, h. 263. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 164 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidin            Terjemahannya Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. QS. Ar-Rahman, 55 26-27.29 Merujuk pada uraian tersebut, konsep yan diusung oleh Abu Yazid al-Bustami tidak berbeda jauh dengan konsep al-Halaj. Konsep al-Ittihat yan diusungnya juga mengarah pada sikap seolah-olah Allah Swt telah mengambil alih dirinya. Sehingga muncul anggapan bahwa ia adalah Allah dan Allah adalah dia. Jika konsep ini terus dipakai, maka akan semakin banyak orang yang menganggap hal tersebut sudah melenceng dari ajaran aama Islam. Sebab orang-orang awam yang maqamnya rendah, akan mudah terjerumus pada kesesatan. KESIMPULAN Al-Bustami adalah seorang tokoh sufi yang hidup pada abad ketiga hijrah. Beliau dipandang sebagai orang yang mempelopori paham Fana’ dan Baqa’ dan Ittihad. Sebelum bekliau bergelut dengan dunia tasawuf, beliau mempelajari fiqh terutama mazhab Hanafi. Paham Fana’ yang dikembangkan oleh beliau adalah menyatakan bahwa apabila manusia telah sampai tingkat Fana’ artinya hilangnya kesadaran akan wujud diri dan lingkungannya, maka ia akan Baqa’ yang artinya berkesinambungan didalam sifat-sifat ketuhanan. Yaitu kekalnya sifat-sifat terpuji dan sifat-sifat Tuhan dalam diri manusia dan puncaknya adalah manusia dapat menyatu atau ittihad dengan Tuhan sehingga diri pribadi menjadi tiada dan yang ada hanya Tuhan semata-mata. Paham ini mendapat tanggapan yang beragam dari kalangan ulama. Ulama syari’ah atau ahli fiqh cenderung menyatakan bahwa paham ini menyesatkan dan al-Bustami dikatakan kafir, sebagian lagi menganggapnya hanya penyimpangan saja dan sebagian lagi memahami bahwa paham yang didasarkan pada ungkapan-ungkapan al-Bustami tidak dapat dijadikan pedoman sebab disampaikan ketika ia 29 Departemen Agama, Al Qur'an dan terjemahnya, h. 886 F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 165 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © Junaidintidak dalam kesadaran dirinya, melainkan tunduk pada intuisi ketikas ia fana’, baqa’, dan Ittihad. DAFTAR PUSTAKA Abd Qodir Mahmud, Al Falsafah al Saufiyah fi al Islam, Kairo Dar al Fikr Al Arabiy, 1966. Abu al Wafa al Ghanimi al Taftazani, Sufi dari Zaman ke Zaman, Kairo dar at Tsaqafah li al nasyr wat Tauzi’ 1983, terj Ahmad Rafi’ Usmani, Bandung Pustaka 1997. F i T U A Jurnal Studi Islam STIT Sunan Giri Bima 166 P-ISSN 2721-186X E-ISSN 2721-365X Copyright © JunaidinAbuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, 2002. Al Kalabazi, Al Ta’aruf Madzhab al Tasawuf, Kairo Maktabah al Kulliyahal al Anhadiah, 1969. Al Qusyairiy, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta Bulan Bintang 1983. Asmaran AS, Pengantar Studi Tasawuf, Jakarta Rajawali Press, 1994. Departemen Agama, Qur’an dan Terjemahannya, Bandung Penerbit Jabal, 2010. Fariduddin Al-Aththar, Warisan Para Auliya’ Bandung Pustaka, 1983. Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam, Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme Dalam Islam. Jakarta Bulan Bintang, 1992. Lois Ma’luf, al munjid fil lughah, Beirut al maktabah al katholikiyah, 1956. M. M. Syarif, A History of Muslim Philosophy. Vol. I; Wiesbaden Otto harrassowitz, 1966. Mohamad Iyad al Syathi, Makanah al Tasawuf wa al Sufiyah fi al Islam, Kairo al Arabiy, tt. Mustafa Zahri, kunci Memahami Tasawuf, Surabaya Bina Ilmu, 1985. Proyek Pembinaan PTA IAIN SU, Pengantar Ilmu Tasawuf, Medan 1981/1982. Qasim Muhammad Abbas, Abu Yazid al-Bustami al-majmu’ah as-Shufiyah al-Kamilah. Damaskus Dar al-Mada li at-Tsaqafah wa an-Nasyr, 2004. Sayyid husain, William C. Chittick, Leonard lewisohn, Warisan sufi, Cet, I; Jogjakarta Terjemahan Tim Pustaka Sufi, 2003. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this PT Raja Grafindo PersadaAbuddin NataAkhlak TasawufAbuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta PT Raja Grafindo Persada, Al-Aththar, Warisan Para Auliya' Bandung PustakaDepartemen AgamaQur'an Dan TerjemahannyaDepartemen Agama, Qur'an dan Terjemahannya, Bandung Penerbit Jabal, 2010. Fariduddin Al-Aththar, Warisan Para Auliya' Bandung Pustaka, M SyarifM. M. Syarif, A History of Muslim Philosophy. Vol. I; Wiesbaden Otto harrassowitz, 1966. 1 court extrait de l’ODS ODS est l’acronyme du dictionnaire officiel du scrabble.MUTER v. [cj. aimer].Infinitif MUTERIndicatif présent MUTE MUTES MUTONS MUTEZ MUTENTIndicatif imparfait MUTAIS MUTAIT MUTIONS MUTIEZ MUTAIENTIndicatif futur simple MUTERAI MUTERAS MUTERA MUTERONS MUTEREZ MUTERONTIndicatif passé simple MUTAI MUTAS MUTA MUTÂMES MUTÂTES MUTÈRENTSubjonctif présent MUTE MUTES MUTIONS MUTIEZ MUTENTSubjonctif imparfait MUTASSE MUTASSES MUTÂT MUTASSIONS MUTASSIEZ MUTASSENTConditionnel présent MUTERAIS MUTERAIT MUTERIONS MUTERIEZ MUTERAIENTImpératif MUTE MUTONS MUTEZParticipe présent MUTANTParticipe passé MUTÉ MUTÉS MUTÉE MUTÉES3 courts extraits du WikWik est une base de données en ligne des mots définis sur les Wiktionnaires français, anglais, espagnol, italien, etc.mutais v. Première personne du singulier de l’indicatif imparfait du verbe v. Deuxième personne du singulier de l’indicatif imparfait du verbe muter.En espagnol mutáis v. Segunda persona del plural vosotros, vosotras del presente…14 mots valides tirés des 4 définitionsAIMER DE DEL DEUXIEME DU IMPARFAIT INDICATIF MUTER PERSONNE PLURAL PREMIERE PRESENTE SINGULIER VERBE5 mots invalides tirés des 4 définitionsCJ PERSONA SEGUNDA VOSOTRAS VOSOTROS9 sous-mots Mots se trouvant tels quels à l'intérieur du mot.AI AIS MU MUT MUTA MUTAI TA TAIS UT2 sous-mots DàG Mots écrits de droite à gauche, se trouvant tels quels à l'intérieur du mot.SI TUUne anagramme Nouveau mot formé en changeant l'ordre des lettres du mot.MUSAIT8 cousins Nouveaux mots formés en changeant une lettre dans le mot.BUTAIS JUTAIS LUTAIS MATAIS MITAIS MURAIS MUSAIS MUTAIT3 lipogrammes Nouveaux mots formés en enlevant une lettre du mot.MUAIS MUTAI MUTAS4 préfixes Nouveaux mots formés en ajoutant une ou plusieurs lettres devant le mot.COMMUTAIS PERMUTAIS COPERMUTAIS TRANSMUTAIS16 anagrammes plus une Nouveaux mots formés avec toutes les lettres du mot plus une lettre.+A AMUSAIT+B AMBITUS BITUMAS+D MAUDITS+E AMUITES AUTISME+L MUTILAS SIMULAT STIMULA+N MINUTAS MUTINAS TSUNAMI+P IMPUTAS+R ATRIUMS+S MUSSAIT+Z AZIMUTS18 anagrammes moins une Nouveaux mots formés avec les lettres du mot moins une lettre du mot.-I MATUS MUSAT MUTAS-M SITUA SUAIT TUAIS USAIT-S AMUIT MUAIT MUTAI-T AMUIS MUAIS MUSAI-U MATIS MISAT MITAS SAMIT TAMISPointage au scrabble7 au scrabble Probabilité de piocher 7 lettres au début de la partie permettant de construire le mot.Joker permis, 1 chance sur 1145 0,09%.Joker interdit, 1 chance sur 4123 0,02%.Autres languesValide espagnolInvalide anglais italienCatégories sans motAucune épenthèse Mot formé en insérant une lettre dans un mot.Aucun suffixe Mot formé en ajoutant une ou plusieurs lettres à la fin du mot.Aucune fois au milieu Mot formé en ajoutant une ou plusieurs lettres devant et à la fin du mot.Sites web recommandésNouveau ! Visitez - le mot est dans le WikWik, voyez tous les détails 3 définitions.Visitez - jouez au scrabble duplicate en - créez vos listes de mots personnalisées pour le - consultez des centaines de listes utiles au jeu de scrabble. Kata Kata Abu Yazid Al-Busthami Kumpulan Mutiara Bijak Dari Sang Sufi Yang Mengenal Allah SWT 55 KATA BIJAK ideas mecca masjid, sabar quotes, cheer up quotes Tokoh Sufi dan Nasihatnya - NASIHAT ABU YAZID AL BUSTAMI KEPADA MURIDNYA. Di samping seorang Sufi, Sidi Abu Yazid Al Bustami juga adalah Maha Guru tasawuf. Di antara muridnya, ada seorang murid Tamparan Keras Ulama Sufi Abu Yazid Al-Busthami kepada Muridnya Begini Cara Mudah Mengubah Nasib yang Harus Diketahui 55 KATA BIJAK ideas mecca masjid, sabar quotes, cheer up quotes Pin on KATA BIJAK SHEIKH ABU YAZID AL BUSTAMI Munajat Sheikh Naqsyabandiyah Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami 55 Kata Bijak Ideas Mecca Kaaba Masjid Haram Sabar Quotes Lantas ia melihat seekor anjing berjalan ke arahnya. - pasuukandesa Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami / Kata Kata Mutiara Islami Untuk Anak Baru Lahir Syekh Abu Yazid Al-Bustami, Dalam NGAJI AL-HIKAM Bersama kuswaidi Syafi’ie - YouTube Download mutiara images for free 55 KATA BIJAK ideas mecca masjid, sabar quotes, cheer up quotes Abu Yazid Al-Busthami - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Sang Bunda Bebaskan Abu Yazid dari Kewajiban Berbakti Kepadanya Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami Kisah Syech Dan Seekor Anjing Najis Itu Adalah Diri Kita Aekbila / Ayahnya adalah abu thalib, paman rasulullah shallallahu alaihi wasallam. - geeksfrikis Kata Kata Syekh Abd Qodir Al-Jailani Kumpulan Mutiara Hikmah dan Nasehat Dari Seorang Sufi Yang Punya Pengaruh Besar di Indonesia 55 KATA BIJAK ideas mecca masjid, sabar quotes, cheer up quotes Kata lucu ala santri - Mutiara Sufi Abu Yazid al busthami - Wattpad Kisah Sufi Abu Yazid Al Bustami Mengajarkan Rahasia Ilmu Hikmah - Abah Heru - YouTube Abu Yazid al-Bustami, Seorang Sufi yang Baru “Mampu” Mengucapkan Syahadat Menjelang Akhir Hayatnya IslamIndonesia Kata Mutiara Tasawuf - Katapos MENGKAJI ULANG FAHAM ITTIHAD ABU YAZID AL-BUSTAMI Oleh … 55 Kata-kata Abu Hamid Al Ghazali - JagoKata Kata Kata Ibnu Atha’illah Al Iskandari Kumpulan Mutiara Hikmah dari Seorang Wali Allah “Syeikh Ibnu Atha’illah Al Iskandari” RinduTanpaAkhir Instagram posts - Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami Abu Yazid Al Bustami Archives Iqra Id - chocolatelover-rieska Abu Yazid Al-Busthami188-261H. - TVTarekat Abu Yazid Al-Bustami Dan 19 Pertanyaan Sulit Pendeta Nasrani - INTIRUH Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami / 39 Kata Kata Mutiara Para Sufi Kata Mutiara immerseyourselfinme Anjing Hitam yang Mengingatkan Seorang Syekh - Ust. Mahmud Asy Syafrowi – PENGARUH MAKANAN SYUBHAT DAN MAKANAN HARAM Azaleaangel Si Raja Mistik Itu Bernama Abu Yazid Al-Busthami Abu Yazid Al-Busthami dan Nasihat untuk Muridnya, Seorang Alim yang Terkenal – HAKEKAT PUASA ITU KHALWAT, - TVTarekat Koleksi Kata Kata Al Faqir - Home Facebook Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami Syekh Abu Yazid Al Bustami Dalam Ngaji Al Hikam Bersama KH Kuswaidi Syafi Ie Youtube salim › 900+ Allah Allah Allah ideas in 2021 kata-kata, motivasi, bijak BerkasBayazid Bastami - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Kata Bijak Ulama Sufi 35 Rahasia Menjadi Santri Yang Bertabur Karya Dan Prestasi Book by Ahmad Zahrudin M. Nafis - Gramedia Digital Cinta Yang Ber Tasbih Dalam Sujudku “. - SYEIKH ABU YAZID AL BUSTAMI Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Thoifur Bin Isa Surusyan Al-Bustami. Beliau lahir di Bustam yang terletak di bagian timur Biografi Singkat Abu yazid Al-Busthomi Profil, Pendidikan dan Pemikiran Kata Mutiara Hikmah Sufi - Kata Bijak Keren 2019 Kata Kata Bijak Ulama Sufi Kata Kata Bijak Dari Ulama Sufi Abu Yazid al-Bustami, Sufi yang Minta Diajari Sholat Malam - Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami Kata Bijak Sufi Cikimm Com / Lahir di bustham yang terletak di bagian timur laut persia. Abu Yazid Berkisah Dengan Tatapan yang Pasti Aku Memandang Allah Kata Bijak Ilmu Hakikat Kata-Kata Bijak Kata Bijak Ulama Sufi Tentang Kematian Abdullah bin Umar Mimpi Menjelajahi Surga, Apa Artinya? - YouTube 41 Kata Bijak Tentang Guru Menurut Para Ahli Percikan Agama Cinta” Iman yang Tidak Sempurna – tentang ihsan Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tanganmu dan akhirat pada hatimu PDF HARMONIZING THE CLASH OF SUFISM AND SHARIA IN AL GHAZALI’S THOUGH Kata Mutiara Ilmu Ketuhanan Kata-Kata Bijak Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami Kata Bijak Imam Al Ghazali Tentang Ilmu - Terkait Ilmu Mengenal Kasyf Al-Mahjub; Kitab Tasawuf Tertua 1 - Mata Madura 55 Kata-kata Abu Hamid Al Ghazali - JagoKata Cerita Lucu,Inspiratif,Bijak,dan Gambar Lucu Anti Galau. - Home Facebook Biografi Para Ulama Besar Islam for Android - APK Download Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami - Abu Yazid Al Busthami Dan Nasihat Untuk Muridnya Seorang Alim Yang Terkenal Jernih Co Nama lengkapnya adalah abu yazid thaifur bin isa bin adam Rumah Tangga Islami Bersama Menuju Surga Episode 1 - [PDF Document] Download mutiara images for free Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami / Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami / Kata Bijak Sufi Jawa … Halo Ustadz Archives – Salafy Jual Kitab Manhajul Hanif Terjemahan - Kitab Ilmu Hikmah di Lapak NakilaMart Bukalapak Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami 40 Kata Kata Mutiara Syekh Siti Jenar - Kata Mutiara - Ahsan Jazuli mading “AKURAT” Area kutipan rohis akhwat smanbul untuk semua. Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami 29 Kata Kata Pintu Taubat - Kata Bijak Kreatif Mutiara Zuhud - Letakkan dunia pada tanganmu dan akhirat pada hatimu Kami sampaikan tanpa cinta dunia Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami - Kakek abu yazid al bustami adalah penganut agama zoroaster majusi. Perang Tanding Abu Yazid dan Yahya bin Mu’adz 55 Kata-kata Abu Hamid Al Ghazali - JagoKata Kata Mutiara Ali Bin Abi Thalib Pdf Kata-Kata Bijak Abu Yazid Al-Busthami dan Nasihat untuk Muridnya, Seorang Alim yang Terkenal – Segelas kopi cinta Abu Yazid al-Bustami 81+ Kata Kata Mutiara Para Sufi Agung Kutipan Rumi - Katapos Kalam, Kisah, Dan Hikmah PDF Untitled Kata Kata Bijak Abu Nawas - Revisi Id Abu Yazid Al-Busthami dan Nasihat untuk Muridnya, Seorang Alim yang Terkenal – 55 Kata-kata Abu Hamid Al Ghazali - JagoKata Untitled ABU YAZID AL BUSTAMI DAN PENGALAMAN TASAWUFNYA Muhammad Toriqularif Dosen STAI Al Falah Banjarbaru ABS Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami Begini Cara Mudah Mengubah Nasib Yang Harus Diketahui - Lahir di bustham yang terletak di bagian timur laut persia. Arti Kata Tasawuf – Sekali Untitled Memaknai Pancasila - Berteman dengan Orang Fasik, Apakah Baik? - Baca Nurawala Abu Yazid Al-Busthami dan Nasihat untuk Muridnya, Seorang Alim yang Terkenal – KEMULIAAN MEMBERI MAKAN ORANG ISLAM - - YouTube Filsafat al ghazali dan ibnu rusyd Dr. Muhammad Faisal, - PDF Download Gratis FATWA DAN DEMOKRASI PDF 6 Al fana wa al baqa M Aidrus Hubungan Antara Tasawuf Dan Syari\u27at Perspektif Pemikiran Ahmad Sirhindi Keywords Biography, Concept, Teachings, Abu Yazid Al-Bustami Abstract Concept is an abstraction of an idea or mental image, which is expressed in a word or symbol, the concept is also expressed as part of knowledge built from various characteristics. Doctrine is everything that is taught; advice; The teachings of Abu Yazid were the first Sufi to carry the teachings of al-fana, al-baqa, and ittihad, which is a teaching on the concept of nullifying oneself body, in which spiritual consciousness is eternal when united with Him Kata Mutiara Abu Yazid Al Busthami. Sedangkan taubat yang dilakukan oleh orang yang. Web katakanlah kepadaku agar kulakukan seperti yang engkau petuahkan.” “baiklah,”jawab abu Mutiara Abu Yazid Al Busthami / File Bayazid Bastami Tomb JpgWeb kata kata motivasi, kata kata motivasi sukses, kata kata motivasi kehidupan, kata kata motivasi story wa, kata kata motivasi penyemangat hidup, kata kata mot. 55 kata bijak ideas mecca kaaba masjid haram sabar quotes Web kata kata abu yazid al busthami kumpulan mutiara bijak dari sang sufi yang mengenal allah swt from beliau merupakan salah Yazid Al Bustami Merupakan ia melihat seekor anjing berjalan ke arahnya. Web kata mutiara abu yazid al busthami. Ada beberapa riwayat yang berbeda mengenai di mana letak makam abu yazid ks, tetapi yang paling masyhur adalah di Dalam Video Singkat Ini, Kita Akan Membahas Beberapa Kutipan Paling Indah Untuk Memperkaya Bathin Kita Dan Akan Membantu Serta Menginspirasi Kita Untuk kata mutiara abu yazid al busthami / kata lucu ala santri mutiara sufi abu yazid al busthami from di antara jamaahnya, ada seorang santri. 55 kata bijak ideas mecca kaaba masjid haram sabar quotes Sedangkan taubat yang dilakukan oleh orang Kata Kata Motivasi, Kata Kata Motivasi Sukses, Kata Kata Motivasi Kehidupan, Kata Kata Motivasi Story Wa, Kata Kata Motivasi Penyemangat Hidup, Kata Kata mutiara kata mutiara kata qiraati rumi tasawuf dan cinta tauhid 19 november 2009 729 pm komentar. Web kata mutiara abu yazid al busthami Web kata kata abu yazid al busthami kumpulan mutiara bijak dari sang sufi yang mengenal allah swt from beliau merupakan salah Kata Kata Mutiara Sufi Dan Ulama Terkenal Abu Yazid Al.“sekarang ini juga, cukurlah janggut dan rambutmu. Dalam kajian tasawuf, ialah tokoh yang pertama kali memperkenalkan fana’ baqa’. Web katakanlah kepadaku agar kulakukan seperti yang engkau petuahkan.” “baiklah,”jawab abu yazid. Thanks for reading & sharing salah satu sikap disiplin

kata mutiara abu yazid al bustami